Bersama 14 pasukannya, Gajah Mada membawa lari raja kedua Majapahit, Jayanegara, pengganti Sanggrama Wijaya (Raden Wijaya), keluar dari istana karena keselamatannya terancam.
Bersama 14 pasukannya, Gajah Mada membawa lari raja kedua Majapahit, Jayanegara, pengganti Sanggrama Wijaya (Raden Wijaya), keluar dari istana karena keselamatannya terancam.
“Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa”
Karier Gajah Mada dimulai dengan menjadi seorang bekel (kepala pasukan) pengawal raja (bhayangkara) pada masa pemerintahan Sri Jayanegara tahun 1309–1328.
Nama Sadeng tercatat dalam Kakawin Nagarakretagama, pupuh XLIX, pasal 3. Dalam kitab yang ditulis Mpu Prapanca, pujangga Majapahit itu, peristiwa Sadeng tercatat dengan candrasengkala ‘api memanah hari (1253), atau 1331 AD, Sirna musuh di Sadeng’.
Sedang Serat Pararaton, mencatat peristiwa Sadeng dengan candrasengkala ‘kaya bhuta non daging (Tindakan Unsur Lihat Daging)’, 1256 Saka.
1. Maharani Shima, Ratu Kerajaan Kalingga (670-730 M) Ratu Maharani Selanjutnya