Festival Tahu dan Tempe, dari Lauk Pauk Hingga Destinasi Wisata

IMG 20190706 WA0248 e1562426339345
Bupati Jember dr Hj Faida MMR, dalam Festival Tahu dan Tempe yang digelar di Desa Wonosari, Kecamatan Puger, Sabtu (6/7/2019).
IMG 20190706 WA0248
Bupati Jember dr Hj Faida MMR, dalam Festival Tahu dan Tempe yang digelar di Desa Wonosari, Kecamatan Puger, Sabtu (6/7/2019).

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Mendengar nama tahu dan tempe, mengingatkan orang pada nama makanan tradisional yang terbuat dari bahan baku kedele. Makanan tradisional ini, sejak jaman moyang terdahulu biasa digunakan untuk lauk, baik dalam bentuk hanya digoreng biasa maupun diolah menjadi masakan lain.

Namun kali ini beda, tahu dan tempe tidak lagi hanya menjadi lauk pelengkap hidangan makan. Masyarakat di Desa Wonosari, Kecamatan Puger, Jember, menjadikan tahu dan tempe sebagai alat untuk menarik wisatawan.

Caranya, Tahu dan Tempe yang menjadi produk unggulan Desa Wonosari, difestivalkan. Festival Tahu dan Tempe yang digelar di Desa Wonosari ini, berpotensi menjadi daya tarik wisata baru.

“Ini menimbulkan rasa bangga, kekompakan, dan bisa membangkitkan destinasi wisata baru,” kata Bupati Jember dr Hj Faida MMR, dalam Festival Tahu dan Tempe yang digelar di Desa Wonosari, Kecamatan Puger, Sabtu (6/7/2019).

Acara ini baru pertama kali dilaksanakan oleh masyarakat setempat. Tahu dan tempe menjadi pilihan, karena merupakan usaha sampingan yang banyak digeluti masyarakat Desa Wonosari.

Selain mengangkatnya dalam sebuah festival sebagai destinasi wisata, bupati berharap tahu dan tempe mampu menjadi makanan yang mendorong pertumbuhan dan kecerdasan anak-anak sekolah.

“Kedepannya diimbangi dengan kerjasama sekolah-sekolah bersama pemerintah desa dan kecamatan, sehingga di seluruh kantin sekolah ada produk olahan tahu tempe dari Wonosari,” saran bupati.

Pemerintah Kabupaten Jember sangat mendukung industri dan UMKM yang bergerak dengan bahan baku tahu tempe. Karena itu, disediakan bantuan permodalan tanpa jaminan sampai 25 persen.

Selain itu Tidak kalah pentingnya lagi, perlu adanya pembinaan pengolahan limbah dari tahu tempe agar tidak sampai mengganggu lingkungan. Mengingat, industri rumah tangga pembuatan tahu dan tempe di daerah ini terbilang cukup banyak.

Bupati mengapresiasi Festival Tahu dan Tempe yang digagas masyarakat yang bertujuan mengangkat potensi lokal yang ada di Desa Wonosari. Bupati menegaskan, bahwa pemerintah mendukung perkembangan festival-festival di desa-desa.

“Nantinya, festival-festival seperti ini akan masuk dalam data seratus event tahunan di Kabupaten Jember yang masuk prioritas. Dan, sepuluh event terbaik akan dibiayai oleh APBD Kabupaten Jember,” ungkap bupati.

Pj Kades Wonosari, Rahmat Kartolo menambahkan, Desa Wonosari mempunyai banyak potensi yang sangat mumpuni di beberapa bidang. Utamanya di bidang pertanian dan industri rumah tangga, yakni tahu dan tempe.

“Tahu dan tempe menjadi ikon Desa Wonosari dan menjadi produk unggulan untuk lauk pauk di pasar-pasar lain,” terangnya.

Kades menginginkan produk ini dapat dikenal lebih luas. Karena itu, masyarakat Desa Wonosari harus lebih kreatif dan terus berinovasi.

Sebagai destinasi wisata baru, Festival Tahu Tempe, ini akan dijadikan agenda tahunan. Upaya ini diharapkan akan semakin mengangkat produk unggulan Desa Wonosari. (*).

Loading