Dengan Gerakan Semagi, Anak-anak di Ledokombo Sekarang Sudah Terbiasa Bawa Bekal untuk Sarapan di Sekolah

Gerakan Semagi 1 e1581520396265
Agar anak-anak mau sarapan, gerakan Senin Makan Pagi (Semagi), di Kecamatan Ledokombo juga melibatkan Satpol PP
Gerakan Semagi 1
Agar anak-anak mau sarapan, gerakan Senin Makan Pagi (Semagi), di Kecamatan Ledokombo juga melibatkan Satpol PP

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Sarapan pagi sangatlah berarti, utamanya bagi anak yang hendak berangkat sekolah. Karena manfaat dari sarapan untuk menambah energi bagi anak.

Sarapan bisa diberikan dengan menu yang banyak mengandung serat dan nutrisi. Kandungan tersebut nantinya akan diolah oleh tubuh menjadi energi untuk membantu anak bersemangat dalam menjalani aktivitasnya di sekolah.

Nah, berangkat dari pentingnya sarapan bagi anak ini, Camat Ledokombo, Jono Wasinudin, mencoba membuat sebuah kegiatan sarapan pagi bersama di sekolah. Ide ini dicetuskan untuk anak di atas dua tahun, yang selama ini sudah bersekolah di PAUD, TK, SD.

“Anak-anak diimbau setiap hari Senin untuk membawa bekal makan pagi dari rumah, dan dimakan setelah melaksanakan upacara bendera. Harus dibiasakan makan pagi,” kata Camat Jono.

Kegiatan saran pagi yang dikemas dengan nama Semagi (Senin Makan Pagi), selain untuk menambah energi bagi anak dalam mengikuti pelajaran di sekolah, juga dilatarbelakangi kondisi anak di daerah itu yang banyak mengalami kurang gizi (stunting). Ada dua desa di Kecamatan Ledokombo, yang menurut Camat Jono termasuk kategori desa kerdil atau desa stunting. Dua desa itu, yakni Desa Sukogidri dan Slateng.

Kondisi kerdil menurut Jono, tidak hanya dialami masyarakat kurang mampu, tapi juga bisa terjadi pada orang berkecukupan, tapi pola makannya keliru. Pola makan yang salah, lanjut Jono, yaitu makan hanya dua kali sehari atau makan tidak pernah pakai sayur dan tak mengonsumsi buah.

“Anak-anak diimbau setiap hari Senin untuk membawa bekal makan pagi dari rumah, dan dimakan setelah melaksanakan upacara bendera,” jelasnya.

Dengan gerakan Semagi ini, imbauan kepada anak-anak agar kalau makan memakai sayur bisa terlaksana. “Anak-anak mendapat penjelasan tentang gizi seimbang. Makanan harus ada karbohidrat, protein, dan mineral. “Bisa langsung dipraktikkan,” ujarnya.

Dikatakan, gerakan kesehatan ini sebenarnya merupakan rangsangan, supaya anak mau makan pagi. Diharapkan, dengan gerakan ini, ke depan anak bisa makan tiga kali sehari.

Ferakan ini telah dimulai sejak Juli 2019. Semua sekolah, baik PAUD, TK, dan SD, harus melaksanakannya. “Kebiasaan sebelumnya, anak hanya makan dua kali sehari. Berangkat sekolah hanya diberi uang saku rata-rata dua ribu rupiah,” terang Jono soal kebiasaan anak sekolah di Kecamatan Ledokombo.

Untuk mengajak anak-anak sekolah agar membiasakan makan pagi, bukanlah perkara gampang. Karena itu, agar anak-anak mau serapan pagi, kegiatan Semagi ini juga melibatkan Satpol PP.

“Supaya ada rasa takut, sehingga anak anak terpaksa mau makan pagi,” ujar Jono, sambil tertawa.

Gerakan ini terbilang cukup berhasil. Ini terlihat siswa siswi di SD Lembengan 1, 2, 3 dan di SDN  Ledokombo 1, setiap bersekolah membawa makan untuk sarapan, tidak hanya Senin makan pagi. “Gerakan ini sudah berubah menjadi semangat makan pagi. Maksudnya, tiap hari anak-anak membawa makan pagi,” ujarnya.

Gagasan dilaksanakannya kegiatan Semagi ini, lanjut Camat Jono, disambut dengan baik oleh para guru. Karena menurut para guru, gerakan ini bisa mengurangi kebiasaan anak jajan sembarangan.

Bahkan anak pun bisa betah di dalam kelas serta bisa menabung untuk rekreasi. “Berat badan bertambah, dan anak yang di TK jarang sakit. Akhirnya berantas camilan sembarangan dengan Semagi bisa terwujud,” tandasnya bangga.(*)

Loading