LONTARNEWS.COM. I. Jember – Sebagai upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi yang di Kabupaten Jember masih terbilang cukup tinggi, Pemkab Jember kembali menggelar pendidikan dan pelatihan (diklat) kepada tim pelayanan kesehatan. Dengan digelarnya diklat Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) ini, diharapkan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Jember, menurun.
“Karena di Jember angka kematian ibu dan bayi masih tinggi. Upayanya, salah satunya dengan mendiklat SDM kesehatan,” terang Bupati Jember, dr. Hj. Faida, MMR, dalam sambutannya pada pembukaan Diklat PONED di aula Pusdiklat Aparatur Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), Senin (8/7/2019).
Diklat PONED angkatan kedua yang bekerjasama dengan BPSDM Provinsi Jawa Timur ini, merupakan diklat tim yang anggotanya terdiri dari dokter, perawat dan bidan dari setiap Puskesmas. “Harus satu tim, karena pelayanan emergensi ini memang harus komperehensif. Oleh karenanya, kegiatan ini akan terus diselenggarakan,” jelasnya.
Melalui diklat ini, bupati berharap seluruh Puskemas mempunyai tim dengan kompetensi yang sama rata. Demikian pula pengetahuan dan kompetensinya harus ditingkatkan melalui diklat.
Secara keseluruhan, tujuan dari digelarnya diklat, menurut Yuliana Harimurti, SE. M.Si, Kepala BKPSDM Kabupaten Jember, agar tim pelayanan kesehatan melakukan pengambilan keputusan klinik secara cepat dan tepat pada pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal pada tingkat pelayanan kesehatan primer. Diklat PONED angkatan kedua bagi ASN Puskesmas ini, diikuti oleh 24 orang peserta.
Gelat diklat sebagai upaya meningkatkan kompetensi ASN di bidang kesehatan yang dilaksanakan Pemkab Jember, ini mendapat apresiasi dari Kasubid Diklat Pengembangan Kompetisi Jabatan Fungsional BPSDM Provinsi Jawa Timur, Sehat Budiman, SH.MM. Apresiasi diberikan, mengingat Puskesmas merupakan garda terdepan dalam upaya penyelenggaraan kesehatan produktif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat di wilayah masing-masing.
Oleh karenanya institusi Puskesmas didorong untu mengoptimalkan fungsinya sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan strata pertama. Puskesmas juga harus memberikan kontribusi secara nyata dalam pencapaian program di bidang kesehatan secara sinergis.
“Dengan keberadaan puskesmas di Kabupaten Jember yang berjumlah 50 unit, diharapkan dapat memenuhi target pembangunan kesehatan yang lebih baik,” tambahnya.(*).