Dari berita radio ini, pihak RI merasa perlu untuk mengambil langkah guna membuka pandangan dunia terhadap perjuangan bangsa Indonesia.
Setelah berkirim surat kepada Jenderal Soedirman, yang diteruskan berkoordinasi dengan Letkol Suharto selaku Komandan Brigade 10 / Wehrkreise III, akhirnya diambil keputusan, pukul 06.00, dilancarkan SU 1 Maret 1949.
Dalam penyerangan ini pihak Belanda kalang kabut dan kalah. Jogjakarta yang ketika itu sudah dikuasai Belanda, hanya dalam waktu 6 jam berhasil dikuasai kembali oleh tentara Indonesia.
Berita kemenangan pihak RI yang ditandai dengan dikuasainya kembali Yogjakarta, akhirnya sampai juga kepada A.A. Maramis, diplomat RI di New Delhi, India dan L.N. Palar, diplomat RI di New York, Amerika Serikat.
Peristiwa SU 1 Maret ini juga disiarkan melalui pemancar radio di Wonosobo, hingga menyebar ke luar negeri. Kemenangan RI dalam SU 1 Maret ini, kian menguatkan posisi Indonesia di sidang PBB.
Meski hanya berlangsung selama 6 jam, tapi SU 1 Maret 1949 ini mampu memberikan pengaruh besar terhadap keberadaan Republik Indonesia kepada dunia.
Bahwa kemerdekaan Republik Indonesia yang dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945, tetap berdiri tegak dan kesatuan bersenjatanya (TNI) masih terus berjuang melawan upaya penguasaan kembali oleh Belanda.
Serangan Umum 1 Maret 1949 juga menjadi pendukung bagi diplomasi RI di forum PBB. Selain juga mempengaruhi sikap Amerika Serikat terhadap persoalan konflik Belanda RI, yang mendorong keduanya untuk berunding. (*)