LONTARNEWS.COM..Berdasarkan Prasasti Po Ngar, pada abad 7 sampai abad 9, Wangsa Çailendra dari Kerajaan Mataram Kuno, menjadi penguasa di kawasan Asia Tenggara. Tahun 787 Jawa pernah menyerang Campa. Dan sampai tahun 802 kerajaan dari Jawa juga pernah menjajah Kamboja (Chen-La) .
Lalu siapa raja hebat yang menguasai kawasan Asia Tenggara selama dua abad itu ?. Menurut filolog sekaligus sejarawan, Prof Slamet Muljana dan Prasasti Nalanda, raja dari Jawa itu adalah Dharanindra.
Sebelum menaklukkan Campa dan Chen-La, Dharanindra yang bergelar Wirawairimathana (Penumpas Musuh-musuh Perwira) itu juga berhasil menaklukkan Kerajaan Sriwijaya. Penaklukan Sriwijaya ini juga termasuk daerah bawahannya di Semenanjung Malaya.
Dari daerah Ligor, sekarang dikenal dengan nama Nakon Si Thammarat, Thailand Selatan, inilah Dharanindra kemudian menyusun kekuatan militer untuk menyerang Campa dan Kamboja (Chen-La) pada tahun 787. Prasasti Ligor B yang ditulis sendiri oleh Dharanindra, berisi puji-pujian untuk dirinya sebagai penjelmaan Wisnu.
Dharanindra menjadi penguasa Kerajaan Mdang/Mataram Kuno dan Sriwijaya hingga tahun 782. Sepeninggal Dharanindra, kekuasaan Wangsa Çailendra atau Mdang/Mataram Kuno, dikendalikan oleh Samaragrawira.
Raja Samaragrawira adalah ayah dari Samaratungga dan Balaputera Dewa. Samaragrawira bukanlah raja yang hebat, ia tidak sanggup mempertahankan daerah kekuasaan yang diwarisi dari ayahandanya, Dharanindra.
Hingga pada akhirnya, Kamboja yang telah ditaklukkan Dharanindra, berhasil melepaskan diri dari kekuasaan Jawa. Lepasnya Kamboja dari kekuasaan Wangsa Çailendra di Jawa ini ditandai dengan dikeluarkannya Prasasti Po Ngar, tahun 802.
Dalam Prasasti Po Ngar itu disebutkan, Kamboja berhasil merdeka dari penjajahan Jawa pada tahun 802. Kenyataan ini memaksa Samaragrawira menyadari akan kelemahannya dalam memimpin pemerintahan.
Berangkat dari kelemahan yang ada pada dirinya, Samaragrawira lalu membagi daerah kekuasaan Wangsa Çailendra menjadi dua. Kerajaan Mdang/Mataram Kuno di Pulau Jawa, diserahkan kepada Samaratungga.
Sedangkan kekuasaan Sriwijaya yang ada di Pulau Sumatra diberikan kepada Balaputradewa. Pada masa pemerintahan Balaputera Dewa inilah Sriwijaya mencapai puncak kegemilangannya.
Daftar Maharaja Sriwijaya
Masa Awal di Palembang
1. Dapunta Hyang 671–702
2. Sri Indrawarman 702–728
3. Rudra Wikrama 728–775
Masa Peralihan (Wangsa Syailendra)
1. Sri Maharaja 775–(?)
Jawadwipa
1. Dharanindra 778–782
2. Samaragrawira 782–792
3. Samaratungga 792–840
Suwarnadwipa
1. Balaputra Dewa 860–(?)
2. Sri Udayaditya Warmadewa
960–988
3. Sri Cudamani Warmadewa 988–1008
4. Sri Mara Wijayottunggawarman
1008–1017
Diolah dari berbagai sumber