Pasukan Tartar di bawah pimpinan Ike Mese sempat beristirahat dan mendirikan tenda untuk menyusun strategi penyerangan. Dari tempat ini pasukan Mongol melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan Ujung Galuh. Sedang pasukan di bawah pimpinan Shihpi, bergerak menuju ke timur, ke muara sungai di daerah Sedayu, Gresik.
Pendaratan pasukan Mongol di bawah pimpinan Ike Mese menyusuri Sungai Kalimas, kemudian ditindaklanjuti dengan pengiriman 3 perwira menuju Majapahit. Tiga perwira itu diberi perintah untuk menyampaikan pesan kaisar Kubilai Khan kepada Raden Wijaya.
Dari pertemuan 3 perwira Mongol dengan Raden Wijaya inilah diperoleh kabar, bahwa Kerajaan Singasari, yang dipimpin Prabu Kertanegara sudah tamat akibat serangan Jayakatwang dari Kadiri. Ketiga perwira Mongol tersebut juga mendapat penjelasan, bahwa keberadaan Raden Wijaya, meski diberi kesempatan untuk tinggal di tanah Tarik, namun karena statusnya sebagai menantu Kertanegara, berada dalam ancaman Jayakatwang.
Sebab itu, kepada tiga perwira Mongol itu Raden Wijaya menyatakan bersedia memenuhi permintaan utusan Mongol untuk tunduk kepada Khubilai Khan, dengan persyaratan. Persyaratan yang dimaksud, Majapahit akan tunduk kepada Kubilai Khan, sekiranya pasukan Mongol mau membantu memerangi Jayakatwang.
Permintaan Raden Wijaya itupun disetujui oleh pasukan Mongol, hingga Ike Mese menyiapkan serangannya ke Daha ibukota Kerajaan Kadiri. Tentara Mongol/Tartar pun dibagi menjadi tiga pasukan.
Satu pasukan berlayar ke hulu sungai, satu pasukan lagi di bawah pimpinan Ike Mese menuju Daha dari jurusan timur. Sementara pasukan Kau Hsing menyerang dari arah barat.
Sesuai yang telah ditetapkan, pada hari keempat, kota Daha akan diserang dari tiga arah. Keraton Raja Jayakatwang dikepung, hingga akhirnya Jayakatwang menyerah.
Namun di luar perkiraan, selang beberapa hari setelah penaklukan Jayakatwang atau tepatnya tanggal 19 April 1293, tentara Raden Wijaya tiba-tiba menyerang tentara Tartar yang sedang berpesta pora merayakan kemenangan di Daha dan Canggu. Akibat serangan itu tak kurang dari 3.000 tentara Mongol terbunuh.
Total tentara Mongol yang terbunuh sekitar 12.000 – 18.000 orang. Perkirraan jumlah ini ditambah dengan orang yang ditawan tidak diketahui dan kapal yang hancur.
Peristiwa pembantai tentara Tartar ini bisa dibilang menjadi kali terakhir Mongol mengirim tentara ke luar wilayahnya. Peristiwa ini juga menandai dimulainya Kerajaan Majapahit di bawah Raden Wijaya yang pada kemudian hari bergelar Nararya Sanggramawijaya Sri Maharaja Kertarajasa Jayawardhana. (*).