Wabup Jember: Anak Jangan Hanya Pintar, Tetapi Keimanan dan Ketaqwaan Juga Harus Didapat

Wakil Bupati Jember Drs. KH. Abdul Muqit Arief, dalam acara pembagian Kartu Indonesia Sehat (KIS), di Ponpes Darul Muqomah, Kecamatan Gumukmas, Jumat (22/11/2019).
Wakil Bupati Jember Drs. KH. Abdul Muqit Arief, dalam acara pembagian Kartu Indonesia Sehat (KIS), di Ponpes Darul Muqomah, Kecamatan Gumukmas, Jumat (22/11/2019).

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Pendidikan untuk anak, sudah tidak seharusnya hanya berorientasi pada seputar kepintaran saja. Selain pintar dalam arti menguasai ilmu pengetahuan umum, seorang anak juga harus d(bekali pengetahuan keagamaan.

Untuk pemenuhan kebutuhan spiritual anak, pondok pesantren bisa menjadi pilihan. Menimba ilmu di pesantren, selain mendapatkan ilmu keagamaan, juga bisa memperoleh keterampilan dan ilmu pengetahuan.

“Anak kita sekarang jangan hanya pintar saja, tetapi faktor keimanan dan ketaqwaan juga harus didapat,” kata Wakil Bupati Jember Drs. KH. Abdul Muqit Arief, dalam acara pembagian Kartu Indonesia Sehat (KIS), di Ponpes Darul Muqomah, Kecamatan Gumukmas, Jumat (22/11/2019).

Wabup berada di Ponpes Darul Muqomah untuk membagikan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Selain di pondok ini, wabup juga membagikan KIS di Ponpes Sunan Giri, Desa Curahlele Kecamatan Balung.

Tentang KIS, wabup menjelaskan, pemerintah berupaya mengantarkan masyarakat Jember menjadi masyarakat yang sehat. Saah satunya melalui KIS. “Tentunya ini bukan satu-satunya program sehat untuk masyarakat. Ini merupakan salah satu program dari pemerintah pusat dan Pemerintah Kabupaten Jember,” terang wabup.

Untuk jumlah pembagian KIS kali ini, tercatat sejumlah 8.935 kepala keluarga untuk wilayah Kecamatan Balung, Rambipuji, dan Puger. Serta sejumlah 8.276 KK untuk wilayah Kecamatan Gumukmas, Kencong, Umbulsari, dan Jombang.

“Program ini gratis diberikan kepada masyarakat. KIS ini dibayarkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah,” kata wabup.

Kepada masyarakat wabup berpesan, sekalipun saat ini sudah mengantongi KIS, namun dalam kehidupan sehari-hari, harus tetap menjaga pola dan perilaku hidup sehat, sehingga tidak rentan sakit. “Biasakanlah pola hidup sehat di dalam keluarga. Saya juga punya KIS, tapi saya tidak mau sakit,” tandasnya.

Selain menyampaikan pembagian KIS, Wabup juga menjelaskan soal adanya penonaktifan KIS. Penonaktifan KIS yang sebelumnya telah dimiliki warga, kata wabup, karena tidak diaktivasi selama tiga bulan dan tidak terdata dalam data terpadu di Dinas Sosial. “Artinya tidak jelas pemilik KIS ini orang miskin atau orang kaya,” ungkap wabup.

Mengenai penonaktifan KIS, di wilayah Kecamatan Gumukmas, Kencong, Umbulsari, dan Jombang, tercatat sebanyak 17.018 KK. Sedang di wilayah Kecamatan Balung, Rambipuji dan Puger yang mengalami penonaktifan sebanyak 5.572 KK.

“KIS ini sebenarnya diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu. Oleh karena itu, jika penonaktifan ini jatuh pada penerima yang layak, maka dapat dilaporkan dan diaktifkan kembali di pihak desa,” terang wabup. Penonaktifan dilakukan agar penyaluran KIS tepat sasaran. (*). Jember: Anak Jangan Hanya Pintar, Tetapi Keimanan dan Ketaqwaan Juga Harus Didapat

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Pendidikan untuk anak, sudah tidak seharusnya hanya berorientasi pada seputar kepintaran saja. Selain pintar dalam arti menguasai ilmu pengetahuan umum, seorang anak juga harus d(bekali pengetahuan keagamaan.

Untuk pemenuhan kebutuhan spiritual anak, pondok pesantren bisa menjadi pilihan. Menimba ilmu di pesantren, selain mendapatkan ilmu keagamaan, juga bisa memperoleh keterampilan dan ilmu pengetahuan.

“Anak kita sekarang jangan hanya pintar saja, tetapi faktor keimanan dan ketaqwaan juga harus didapat,” kata Wakil Bupati Jember Drs. KH. Abdul Muqit Arief, dalam acara pembagian Kartu Indonesia Sehat (KIS), di Ponpes Darul Muqomah, Kecamatan Gumukmas, Jumat (22/11/2019).

Wabup berada di Ponpes Darul Muqomah untuk membagikan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Selain di pondok ini, wabup juga membagikan KIS di Ponpes Sunan Giri, Desa Curahlele Kecamatan Balung.

Tentang KIS, wabup menjelaskan, pemerintah berupaya mengantarkan masyarakat Jember menjadi masyarakat yang sehat. Saah satunya melalui KIS. “Tentunya ini bukan satu-satunya program sehat untuk masyarakat. Ini merupakan salah satu program dari pemerintah pusat dan Pemerintah Kabupaten Jember,” terang wabup.

Untuk jumlah pembagian KIS kali ini, tercatat sejumlah 8.935 kepala keluarga untuk wilayah Kecamatan Balung, Rambipuji, dan Puger. Serta sejumlah 8.276 KK untuk wilayah Kecamatan Gumukmas, Kencong, Umbulsari, dan Jombang.

“Program ini gratis diberikan kepada masyarakat. KIS ini dibayarkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah,” kata wabup.

Kepada masyarakat wabup berpesan, sekalipun saat ini sudah mengantongi KIS, namun dalam kehidupan sehari-hari, harus tetap menjaga pola dan perilaku hidup sehat, sehingga tidak rentan sakit. “Biasakanlah pola hidup sehat di dalam keluarga. Saya juga punya KIS, tapi saya tidak mau sakit,” tandasnya.

Selain menyampaikan pembagian KIS, Wabup juga menjelaskan soal adanya penonaktifan KIS. Penonaktifan KIS yang sebelumnya telah dimiliki warga, kata wabup, karena tidak diaktivasi selama tiga bulan dan tidak terdata dalam data terpadu di Dinas Sosial. “Artinya tidak jelas pemilik KIS ini orang miskin atau orang kaya,” ungkap wabup.

Mengenai penonaktifan KIS, di wilayah Kecamatan Gumukmas, Kencong, Umbulsari, dan Jombang, tercatat sebanyak 17.018 KK. Sedang di wilayah Kecamatan Balung, Rambipuji dan Puger yang mengalami penonaktifan sebanyak 5.572 KK.

“KIS ini sebenarnya diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu. Oleh karena itu, jika penonaktifan ini jatuh pada penerima yang layak, maka dapat dilaporkan dan diaktifkan kembali di pihak desa,” terang wabup. Penonaktifan dilakukan agar penyaluran KIS tepat sasaran. (*).