Peringatan Hari Jadi Pemkab Jember Sebagai Wujud Penghargaan Terhadap Sejarah

Upacara Peringatan Hari Jadi Pemerintah Kabupaten Jember ke-91 , di alun-alun Kota Jember, Senin (13/02/2020).
Upacara Peringatan Hari Jadi Pemerintah Kabupaten Jember ke-91 , di alun-alun Kota Jember, Senin (13/02/2020).

LONTARNEWS.COM. I. Jember – Meski pelaksanaan upacara peringatan Hari Jadi Pemerintah Kabupaten Jember, tidak dilakukan bersamaan dengan tanggal diberlakukannya staatsblad 322 tahun 1928, yakni tanggal 1 Januari, namun tidaklah berarti itu sebagai bentuk kurangnya perhatian terhadap sejarah. Peringatan HUT Pemkab Jember ke 91 ini, menurut Wakil Bupati Jember, Drs. KH. A. Muqit Arief, merupakan momentum untuk mengenang sejarah.

“Ini merupakan salah satu wujud masyarakat Jember sangat menghargai sejarah,” ujar Wabup Muqit Arief, usai menjadi inspektur upacara Peringatan Hari Jadi Pemerintah Kabupaten Jember ke-91, di alun-alun Kota Jember, Senin (13/02/2020).

Peringatan Hari Jadi Pemerintah Kabupaten Jember ke-91, bahkan juga diharapkan menjadi momentum bagi semua pihak untuk lebih memajukan Kabupaten Jember. “Ini juga merupakan sebuah amanah bagi semua pihak untuk mengantarkan Jember lebih maju, masyarakatnya lebih sejahtera,” ungkap wabup.

Peringatan ini juga sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada para pemimpin pendahulu, baik eksekutif maupun legislatif. Termasuk semua pihak yang telah ikut mengantarkan Jember menjadi seperti sekarang ini.

Membangun Jember ke depan, kata wabup, pasti penuh dengan tantangan. Namun diingatkan, agar semua pihak tidak berkecil hati, karena Jember memiliki sumber daya yang cukup. “Baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam,” ujar wabup.

Dikatakan, pembangunan Jember ke depan, harus selaras dengan pembangunan nasional maupun pembangunan yang telah dicanangkan pemerintah provinsi. Wabup juga mengajak untuk menghayati dan membuka kembali lembaran sejarah 91 tahun Pemerintah Kabupaten Jember.

Dalam masa itu, terpampang beragam keberhasilan sekaligus terbentang sejumlah tantangan dan persoalan yang harus menjadi catatan dan perhatian seluruh komponen pembangunan di Jember. Melihat keberhasilan dan tantangan itu, wabup menegaskan perlunya terus membangun sinergitas dan komitmen semua pelaku pembangunan dan masyarakat untuk membangun demi peningkatan taraf hidup masyarakat yang lebih baik.

“Mari kita bergandengan tangan dalam harmoni yang seirama dan saling menguatkan satu sama lain. Karena kebersamaan adalah kekuatan kita,” ujarnya.

Dengan kekuatan itu, harap wabup, akan mampu menyelesaikan berbagai hambatan, tantangan dan persoalan dalam berbagai sektor pembangunan. “Jember milik kita. Jember tanggung jawab kita. Oleh karenanya, Jember harus kita bangun bersama,” imbuhnya.

Untuk diketahui, sejarah dibentuknya Pemerintah Kabupaten Jember didasarkan atas Staatsblad Nomor 322 tanggal 9 Agustus 1928. Staatsblad 322 ini, ditandatangani Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Andries Cornelis Dirk de Graeff di Istana Cipanas. Staatsblad ini resmi berlaku tanggal 1 Januari 1929.

Besluit (surat keputusan) yang dikeluarkan pemerintah Hindia Belanda tersebut, mengubah status wilayah Jember yang semula bagian (afdeeling) dari Bondowoso menjadi daerah yang berdiri sendiri, yaitu Regenschap (Kabupaten) Jember. Bupati (Regent) pertama dari Regenschap (Kabupaten) Jember, adalah RT. Ario Noto Hadinegoro. (*)