Kisah Mbah Rambut di Tanggul Jember, Jejak Pasukan Dipati Ukur

Makam tua yang dikenal dengan nama "Makam Mbah Rambut" di Jalan Wijayakusuma, Tanggul Jember ini diyakini hanya berupa rambut dari bekas pasukan Dipati Ukur yang bernama Nur Hayin.

LONTARNEWS.COM. Bagi masyarakat di kawasan Jember Barat, khususnya Kecamatan Tanggul, nama Mbah Rambut, sudah sedemikian familiar.

Makam tua yang dikenal dengan nama Mbah Rambut ini, banyak diziarahi masyarakat, baik lokal maupun luar daerah.

Bacaan Lainnya

Letak makam Mbah Rambut berada di suatu lingkungan yang oleh masyarakat dikenal dengan sebutan Kramat, atau tepatnya di Jalan Wijayakusuma, Tanggul.

Menurut keterangan masyarakat Tanggul dan sekitarnya, yang dikubur di dalam makam tersebut bukanlah jasad manusia, tapi berupa rambut dari seorang tokoh.

Lalu siapa sebenarnya sosok yang rambutnya dimakamkan di Jln Wijayakusuma, Tanggul yang letaknya hanya sekira 100 meter dari makam Habib Sholeh al Hamid itu?.

Dari penuturan anak cucunya, Ghojali, diketahui, Mbah Rambut atau Nur Hayin, merupakan salah satu pasukan, sekaligus teman dekat Dipati Ukur atau Wangsanata, penguasa Tatar Ukur pada abad ke-17.

Diperkirakan, Mbah Rambut sampai ke daerah Tanggul, setelah berakhirnya Perang Dipati Ukur melawan VOC (1628-1632).

Akibat kekalahan dalam perang tersebut, seluruh pasukan Dipati Ukur, termasuk Mbah Rambut, menyingkir dan hidup berpindah-pindah.

Kepergian Mbah Rambut dari Tatar Ukur ini sampai ke suatu daerah yang kelak kemudian dikenal dengan nama Tanggul.

Setelah tinggal di daerah Tanggul beberapa tahun, Mbah Rambut meneruskan perjalanannya ke arah timur, dengan singgah di Bangsalsari, Rambipuji, Jember, hingga ke arah Banyuwangi, sampai ke Pecaron Situbondo.

Perjalanan Mbah Rambut ke beberapa daerah ini, juga diikuti dengan upaya menyebarluaskan agama Islam.

Hingga pada akhirnya sampailah di Pecaron, Situbondo. Di tempat ini Mbah Rambut menghabiskan masa hidupnya sampai meninggal. (vian).

Pos terkait