Bidik Pasar Global, Bupati Jember Ajak Eksportir Kunjungi Sentra Industri Lokal

Kunjungan Bupati Jember, Hendy Siswanto, ke sentra industri lokal bersama eksportir dalam rangka memperkenalkan produk unggulan yang dimiliki Jember. Tampak Bupati Hendy Siswanto saat berkunjung ke kebun buah naga di Rembangan, Rabu (06/10/2021)

Jember.LONTARNEWS.COM. Keinginan Bupati Jember untuk membangkitkan UMKM dan industri lokal terus dilakukan lewat berbagai upaya. Salah satunya dilakukan lewat upaya memperkenalkan produk lokal Jember ke pasar global.

“Dengan adanya tambahan dari teman-teman yang ingin membantu Jember, tidak ada salahnya kita kolaborasikan,” ujar Bupati Jember, Hendy Siswanto, saat mengunjungi perusahaan cerutu Bin Cigar bersama eksportir Wayan Suparno dan Rina, Rabu (06/10/2021).

Bacaan Lainnya

Bupati sengaja mengajak keliling Wayan Suparno dan Rina ke sentra industri lokal yang ada di Jember, karena keduanya biasa mengirim barang dalam negeri ke Belgia. Pengenalan produl lokal kepada kedua pedagang itu disertai harapan, Jember bisa mengolaborasikan potensi ekonominya dengan Belgia.

Ada banyak tempat yang dikunjungi Bupati Hendy dan Wayan Suparno bersama Rina dalam rangka membantu pengenalan produk lokal Jember ke pasar global. Diantara produk lokal yang dikunjungi antara lain, perusahaan pembuat cerutu Bin Cigar di Kecamatan Jelbuk. “Adanya pak Wayan dan Bu Rina di Bin Cigar yang sudah go internasional ini, tidak ada salahnya kita kolaborasikan. Jember kekuatannya seperti ini, Jember juga ada yang go internasional,” tandasnya.

Tempat lain yang dikunjungi bupati dan rombongan, yakni kebun buah naga di Rembangan, produksi kue kacang di Mayang, budidaya tanaman porang di Jenggawah, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Kiwining Rambipuji dan Perkebunan Gunung Gambir di Kecamatan Sumberbaru. Di perkebunan milik PTPN XII ini, bupati memperkenalkan teh hitam sebagai komoditi unggulan yang diperkenalkan dan ditawarkan ke pasar Eropa.

“Di PTPN 12 Gunung Gambir, salah satunya teh hitam. Ini akan kita tawarkan ke Belgia untuk menjalin kerjasama. Jember nanti menjadi sister city dengan Belgia untuk menjalin kerjasama. Kerjasamanya itu nantinya lebih enak untuk transaksinya ”

Dikatakan bupati, seluruh potensi dan produk lokal Jember nantinya akan disatukan dalam website Pemkab Jember. Sehingga apabila ada yang membutuhkan atau ingin mengetahui potensi Jember bisa membuka website Pemkab Jember.

“Arahnya itu kesana, semuanya kita jadikan satu. Kalau kita masuk webnya Jember, di situ ada bin cigar, ada UMKM, jual kripik, kue kacang, buah naga, macam-macam ada di situ,” papar bupati.

Di lain pihak, Wayan Suparno, sebagai pengusaha yang biasa mengekspor barang ke Belgia, menyatakan keharuannya atas potensi yang dimiliki Kabupaten Jember. Pengusaha ini mengibaratkan Jember layaknya mutiara yang belum digosok.

“Sejujurnya saya haru walaupun selama ini sudah tahu, bahwa di Jember itu ibarat mutiara yang belum digosok. Ini menambah kekuatan pak bupati dan masyarakat Jember. Bu Rina dan saya juga putera
Jember, perlu bersinergi menyatukan kekuatan bersama. Bagaimana ada kepastian pasar petani, umkm kita, khususnya di pasar global,” ujarnya.

Soal pentingnya ketersediaan pasar bagi produk Indonesia, khususnya Jember ini, juga disampaikan owner Bin Cigar Factory, Ananta Kahar. Kelemahan pengusaha di Indonesia, menurut Ananta, pada umumnya ada pada masalah pasar.

Karenanya kedatangan Wayan Suparno dan Bu Rina, lanjut Ananta, telah memberikan harapan baru bagi kebangkitan UMKM di Jember. “Kelemahan dari UMKM yang ada adalah pasar. Sebenarnya bukan pasarnya gak ada, tapi jalan ke arah pasar itu yang gak ada. Lha ini yang dibutuhkan. Sungguh kita berharap kepada pak Wayan dan Bu Rina untuk menjadi salah satu jalan kesuksesan,” harap Ananta.

Mengenai kondisi pasar di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, sahut Imam, marketing Bin Cigar Factory, sudah mulai terbuka. Hanya saja untuk sementara ini diakuinya masih sedikit lambat.

“Persoalan agak slow itu bukan karena produksi, kualitas. Tapi memang regulasi di masa pandemi masing-masing negara berbeda,” jelasnya.

Kondisi yang demikian ini menjadi tantangan bagi semua pihak, bagaimana keadaan ini bisa secepatnya berubah, dan pandemi tidak lagi menjadi ancaman. “Ini yang menjadi tantangan kita, itu sebabnya kita butuh vaksin. Dengan vaksin itu, bukan saya promosi vaksin, membuktikan, bahwa Indonesia serius. Kalau Indonesia serius (vaksinasi), semuanya akan jalan,” (dna).

Pos terkait